Menjelajahi Dunia Digital Baru: Evolusi dari Bitcoin ke Web3

Bitcoin sebagai kelahiran mata uang asli internet, telah meletakkan dasar untuk inovasi teknologi di masa depan. Ini mencerminkan perlawanan terhadap sistem keuangan tradisional, berusaha menggambarkan masyarakat utopia yang setara. Konsep desentralisasi yang diusung oleh Bitcoin mencerminkan semangat inti budaya cypherpunk, yaitu melindungi privasi individu dan kemandirian ekonomi melalui teknologi enkripsi. Namun, ide-ide ini awalnya hanya beredar di kalangan elit teknis.

Pada tahun 2011, menghilangnya penulis buku putih Bitcoin yang misterius menjadi peristiwa ikonik dalam industri ini. Pendiri anonim ini dipandang sebagai simbol kebebasan dan semangat desentralisasi, dan "pengunduran dirinya" membuat ideologi Bitcoin terlihat lebih murni, sekaligus menjadikannya sebagai sosok yang hampir seperti pemimpin agama.

Seiring dengan nilai Bitcoin yang diakui oleh pasar, serangkaian mata uang kripto yang didasarkan pada kerangka teknologi yang sama muncul berturut-turut. Namun, mata uang ini pada awalnya sering digunakan untuk transaksi ilegal, tampaknya mewakili "daerah abu-abu". Seiring berjalannya waktu, keterkaitan antara mata uang kripto dan gelembung pasar semakin erat. Peluncuran sistem baru menurunkan biaya untuk menciptakan mata uang kripto, sekaligus memunculkan gelembung spekulatif. Pasar telah mengalami beberapa kehancuran besar, ditambah dengan perhatian dan intervensi dari regulator global, mata uang kripto menghadapi tekanan kepatuhan yang semakin ketat.

Istilah "blockchain" mulai digunakan antara tahun 2012 dan 2013 untuk menggambarkan teknologi sistem terdistribusi di balik Bitcoin. Munculnya istilah ini adalah strategi konstruksi simbolik yang memisahkan teknologi dari label spekulasi pasar, membentuk citra netral sebagai "mesin kepercayaan". Ini memungkinkan perusahaan teknologi untuk mempromosikan aplikasi di bidang yang lebih luas.

Industri cryptocurrency juga sedang mencoba untuk memposisikan kembali dirinya dengan istilah-istilah baru. "Metaverse" dan "Web3" adalah contoh penggunaan kembali dari istilah lama. Konsep metaverse berasal dari novel fiksi ilmiah, yang menggambarkan visi untuk membangun kembali sistem ekonomi di dunia internet. Web3, di sisi lain, menggambarkan ideal internet yang didorong oleh cryptocurrency dan berdaulat pengguna. Evolusi konsep-konsep ini menunjukkan pertarungan kepentingan di balik pengendalian wacana.

Di berbagai daerah, istilah yang muncul dari cryptocurrency memiliki ciri khas masing-masing. Beberapa pemerintah daerah ingin membangun pusat ekonomi digital, melalui skenario aplikasi konkret dan kerangka regulasi untuk membangun pasar yang stabil. Kosakata yang mereka gunakan berusaha untuk memisahkan diri dari citra spekulatif cryptocurrency, membangun kembali kepercayaan dan narasi pasar.

Dari Bitcoin ke blockchain, dari cryptocurrency ke Web3 dan pasar aset tokenisasi, setiap kelahiran konsep baru memiliki logika konstruksi sosialnya sendiri. Inovasi konsep tidak selalu berarti inovasi teknologi, bisa jadi hanya restrukturisasi narasi oleh kelompok kepentingan untuk menghadapi perubahan pasar, menarik pengguna, dan modal. Pergantian konsep bukanlah penghilangan risiko, melainkan menyembunyikan risiko dalam labirin baru.

Apapun perubahan dalam istilah, sifat manusia tetap tidak berubah. Pasar keuangan, baik yang baru maupun yang lama, selalu dipenuhi dengan arus bawah. Kita perlu tetap waspada, memahami esensi di balik konsep, untuk menghadapi dunia digital yang terus berkembang ini.